Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia diciptakan dengan bermacam-macam keadaan dan prilaku, mulai dari yang baik sampai perilaku yang buruk. Dan tentunya seorang insan tidak bisa lepas dari dua perilaku tersebut, baik siang atau malam hari.
Akan tetapi insan yang baik adalah insan yang bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dan orang ini juga disebut Al-kayyis.
Sebaliknya, Insan yang jelek adalah, Insan yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Inilah yang disebut dengan Al-ajiz. Sebagaimana redaksi yang tertulis dalam kitab Syarhul Hikam.
الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت
والعاجز من اتبع نفسه هواه وتمني على الله الاماني
Semua perbuatan buruk yang kita lakukan, akan membekas dalam hati, menjadi sebuah noda yang membuat hati kita menjadi gelap. Dari kegelapan itu timbullah rasa malas untuk beribadah dan tidak mampu melihat kekuasaan Allah dan lain sebagainya.
Akan tetapi Abu Sulaiman Addarani dalam kitab Ihaya’ulumiddin, memberi solusi agar hati kita terang dan bersih kembali dari kotoran tersebut, yaitu :
ترك الشهوة من الشهوات انفع للقلب من صيام سنة اوقيامها
Meninggalkan satu syahwat (hawa nafsu) dari beberapa syahwat, itu lebih bermanfaat, untuk membersihkan hati dari pada berpuasa satu tahun atau beribadah (qiyam) satu tahun.
Maksudnya, barang siapa yang bisa mengendalikan hawa nafsunya, maka akan lebih bermanfaat padanya, untuk membersihkan kotoran yang ada dalam hatinya,dari pada berusaha membersihkan hatinya, dengan cara berpuasa satu tahun, atau beribadah satu tahun.
Oleh karena itu hendaklah bagi kita,sebagai insan, berusaha memerangi hawa nafsu kita, dan selalu memperhatikan pesan Abu Sulaiman yang sudah disebut di atas agar hati selalu bersih dari noda akibat dosa yang pernah kita lakukan.
Penulis : Al-Faqir Ilal-Lah/Todungih.net
Penulis : Al-Faqir Ilal-Lah/Todungih.net